Dari
berbagai pertanyaan mengenai problematika pembelajaran Matematika di SD yang
telah diuraikan di atas menjadi renungan dan motivasi kita untuk memperbaiki
serta meningkatkan pembelajaran Matematika.
Mengapa
selama ini matematika identik sebagai pelajaran yang sulit bagi sebagian besar
siswa? Anggapan ini tidak terlepas dari
persepsi yang berkembang di masyarakat bahwa Matematika merupakan pelajaran
yang sulit. Hal ini justru telah mensugesti pikiran siswa. Sebenarnya,
kesulitan berawal dari siswa yang tidak suka dengan pelajaran Matematika. Tidak
suka di sini disebabkan siswa merasa asing dan hanya menerima materi begitu
saja. Ibaratnya, guru hanya menyuapi sekian banyak siswa dengan makanan pengetahuan
yang telah diolah dan dimasak sendiri oleh guru. Sedangkan siswa tinggal
menelannya saja tanpa mengetahui proses pembuatannya dan tanpa ada protes bahwa
makanan tersebut pahit, manis, asam, asin, bahkan basi sekalipun. Akibatnya,
Matematika terkesan sulit dan rumit serta siswa menjadi pasif.
Untuk
menghilangkan persepsi pada siswa bahwa Matematika sulit, harus dimulai dari
diri guru. Salah satu caranya yaitu guru harus mengubah paradigma pembelajaran
tradisional ke paradigma pembelajaran inovatif. Pada paradigma tradisional
pembelajaran Matematika di sekolah cenderung ditekankan pada penyampaian
pengetahuan dan materi yang banyak, serta terdapat tuntutan waktu untuk
menyelesaikan materi pembelajaran tersebut dengan cepat. Guru tidak
mempedulikan apakah siswa tersebut benar-benar mendalami atau paham terhadap
materi yang dipelajari.
Ada
bebarapa problematika lain dalam pembelajaran Matematika di SD diantaranya
pengaruh pembelajaran Matematika terhadap kepribadian siswa, prestasi belajar
siswa, nilai-nilai moral yang terkandung dalam pembelajaran, pengaruh cara-cara
cepat atau trik dalam Matematika, kreativitas siswa, dan lain-lain. Oleh karena
itulah, hal ini menjadi tugas kita bersama. Hendaknya kita siangi satu per satu
problematika tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar