• Elegi Pemberontakan Pendidikan Matematika 2: Intuisi dalam Matematika (2)

    http://powermathematics.blogspot.com/2010/09/elegi-pemberontakan-pendidikan_29.html


    Setelah membaca elegi di atas, ternyata elegi tersebut berhubungan erat dengan kondisi pendidikan Matematika saat ini. Adanya anggapan bahwa keberhasilan suatu pembelajaran hanya dipandang dari segi hasil atau nilai saja. Bahkan mengesampingkan proses atau pemahaman siswa terhadap suatu materi pelajaran.
    Dalam kehidupan sekolah, Ujian Nasional menjadi tolok ukur utama keberhasilan pembelajaran. Hal ini lah yang menjadi penyebab siswa menjadi tertekan atau merasa takut akan Ujian Nasional. Bahkan siswa yang pandai sekalipun tak jarang mengalami kegagalan dalam Ujian Nasional. Selain siswa, guru pun ikut terpengaruh dengan adanya UN tersebut. Guru cenderung memberikan soal yang banyak yang mampu dikerjakan siswanya dengan cepat dan benar. Tak heran, guru sering memberikan rumus praktis yang justru membuat siswa tak tahu atau tidak paham akan suatu materi tersebut dan hanya bersifat sebagai reseptor atau penerima saja. Selain itu, Ujian Nasional hanya berorientasi pada aspek kemampuan pengetahuan (kognitif saja), sedangkan aspek keterampilan (psikomotorik) dan sikap (afektif) dikesampingkan.
    Saya setuju dengan uraian di atas, bahwa dengan cara pembelajaran yang hanya mengandalkan output menyebabkan para siswa memiliki intuisi yang rendah yang berakibat fatal pada perkembangan kreativitas pemikiran siswa. Oleh karena itu, guru hendaknya tidak hanya berbekal pengetahuan saja namun dalam pengajarannya harus didukung adanya pengalaman, keterampilan, serta memberi motivasi kepada siswa.


  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar