• (Refleksi) Elegi Seorang Hamba Menggapai Keputusan

    http://powermathematics.blogspot.com/2010/09/elegi-seorang-hamba-menggapai-keputusan.html



    Di dalam kehidupan pasti kita pernah dihadapkan pada kondisi pengambilan keputusan. Salah satu contohnya yaitu ketika saya memilih universitas. Dalam mengambil keputusan tidak semata-mata hanya memilih, namun perlu dipertimbangkan dengan baik. Seperti yang telah diuraikan pada elegi di atas, dalam mengambil keputusan hendaknya menggunakan pikiran yang jernih dan mengkombinasikan pengetahuan a priori dan a posteriori. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan “Sebenar-benar yang terjadi adalah jika engkau hanya mempunyai pengetahun a priori tentang diriku, maka pengetahuanmu tentang diriku barulah mencapai lima puluh persen. Demikian juga, sebenar-benar yang terjadi adalah jika engkau hanya mempunyai pengetahun a posteriori tentang diriku, maka pengetahuanmu tentang diriku barulah mencapai lima puluh persen. Maka agar engkau mempunyai pengetahuan tentang diriku sebanyak seratus persen, maka itulah sebenar-benar yang terjadi bahwa pengetahuan a priori yang datangnya dari atas (superserve), bertemu dengan pengetahuan a posteriori yang datangnya dari bawah (subserve).” Namun perlu diingat bahwa dalam sebuah perjalanan pasti ada hambatan. Seperti halnya dalam menggapai keputusan tak lekang dari prasangka buruk yang menghambat diri kita untuk melangkah ke depan. Oleh karena itu, menggapai keputusan tidaklah mudah, yaitu dengan menggunakan kedua pengetahuan (a priori dan a posteriori) dan hadapi segala hambatan prasangka buruk tersebut.
  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar