• (Refleksi) Elegi Pemberontakan Pendidikan Matematika 8: Architectonic Mathematics (1)

    http://powermathematics.blogspot.com/2013/04/elegi-pemberontakan-pendidikan.html



    Elegi Pemberontakan Pendidikan Matematika 8: Architectonic Mathematics (1) menguraikan akan posisi guru yang sebenarnya. Guru hendaknya mampu memahami siswanya, di mana guru tidak boleh egois menentukan kehendanya sendiri. Begitu juga dalam penggunaan model pembelajaran. Guru harus peka terhadap siswanya. Sebab seperti yang telah kita ketahui bahwa setiap siswa memiliki karakteristik dan daya fikir yang berbeda-beda.

    Guru berperan sebagai fasilitator di mana ia yang menyesuaikan dengan siswanya. Guru harus mampu menempatkan dirinya. Seperti pada proses pembelajaran antara di sekolah dasar dengan perguruan tinggi memiliki berbagai perbedaan. Pada pembelajaran matematika di Perguruan Tinggi dapat dilakukan dengan cara mendorong kemandirian mahasiswa untuk membangun konsep sendiri. Sedangkan pada pembelajaran siswa sekolah dasar masih perlu adanya bimbingan khusus, sebab pada saat ini anak cenderung memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan masih dalam masa bermain. Oleh karena itu, peran guru di sini sangatlah penting. Guru hendaknya mampu memfasilitasi siswa dan mampu menyesuaikan dengan seluruh siswa sesuai dengan tingkatannya.
  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar