Elegi di atas menguraikan tentang larangan ‘berlebihan’. Seperti halnya
kita sedang makan, jika kita makan berlebihan justru makanan yang kita makan
akan keluar kembali, tidak bermanfaat, bahkan merugikan diri kita sendiri. Hal ini
juga sama ketika kita menjalankan kehidupan, segala sesuatu yang berlebihan
justru mengakibatkan ketidakbermanfaatan. Akan tetapi, dalam upaya menuntut
ilmu memang kita dianjurkan untuk selalu berusaha, sebab menuntut ilmu tak ada
batasnya. Dalam elegi di atas, larangan berlebihan tersebut diilustrasikan tentang
seseorang yang memiliki rumah besar dengan segala benda maupun fasilitas yang
serba ‘wah’. Namun pemilik rumah itu tak mampu merawatnya. Kemegahan dan kelengkapan
rumah itu lah yang menyebabkan pemilik rumah tak sanggup mengenali rumahnya
sendiri. Hal ini sungguh ironi dan menjadi hal yang sia-sia. Sama halnya dalam
dunia pendidikan, jika ilmu yang kita miliki tidak mampu kita manfaatkan dan
kita gunakan sebaik-baiknya, maka akan menjadi hal yang tidak bermanfaat dan
berbahaya. Allah SWT berfirman, "Katakanlah, 'Hai Ahli
Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak
benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang
telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka telah
menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang
lurus’." (Al-Maa-idah: 77). Semoga kita tidak tergolong orang-orang
yang sesat dan mampu bermanfaat bagi orang lain. Amiin.
-
Home / / (Refleksi) Elegi Menyesali Rumahku Yang Terlalu Besar
(Refleksi) Elegi Menyesali Rumahku Yang Terlalu Besar
April 19, 2013 0
http://powermathematics.blogspot.com/2011/10/elegi-menyesali-rumahku-yang-terlalu.html
(Refleksi) Elegi Menyesali Rumahku Yang Terlalu BesarDini Annisa Nurbaety Elsola April 19, 2013
You might also like
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar