Subhanallah...elegi
di atas mengingatkanku agar senantiasa dekat dengan Allah swt. Aku sangat malu,
terkadang tanpa disadari banyak hal yang masih belum khusuk ketika beribadah. Setelah
membaca elegi tersebut, aku merasa hanya sebagai makhluk kecil yang tak ada
daya, sedangkan kita selalu meminta, keluh kesah, dan kurang bersyukur atas
nikmat yang kita peroleh. Saya terkesan dengan pernyataan di atas “Banyak
pekerjaan yang kami lakukan hanya dengan niat mencari uang atau karena takut
miskin dan bukan karena mencari keridhoan-Mu, padahal Engkau hanya menyuruh
kami bekerja sedangkan masalah rezeki dan kaya-miskin semuanya Engkaulah yang
memutuskan. Sering kami lebih takut pada atasan kami dan pada keterburu-buruan
kami dibanding rasa takut kami pada-Mu dalam menegakkan sholat, padahal Engkau
telah mempersiapkan neraka yang sedemikian dahsyatnya untuk orang-orang yang
meninggalkan atau menyia-nyiakan sholat.” Pernyataan tersebut menjadikanku
untuk berintropeksi dan berupaya menyeimbangkan hal-hal duniawi dan akhirat.
Kita
hendaknya juga selalu berdoa kepada Allah swt. Sesuai sebuah hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik RA
menjelaskan bahawa doa ini adalah inti atau otak ibadah. Ini membuktikan bahawa
doa adalah sebahagian dari ibadah yang perlu kita amalkan dalam kehidupan
seharian. Doa merupakan satu mekanisme yang diberikan Allah kepada hambaNya
yang lemah dan tidak berdaya. Sebab manusia yang beriman dan memahami hakikat
kehidupannya akan memerlukan pertolongan Allah Yang Maha Agung dan Maha
Pengurnia yang menyediakan segala macam rahmat dan nikmat.
Alhamdulillah
ya Allah, atas segala nikmat yang Engkau berikan kepada hamba. Jadikanlah kami
sebagai makhluk yang senantiasa bersyukur atas nikmat-Mu dan selalu berada di
jalan yang Engkau Ridhai. Amiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar