Tulisan,
bicara, kata-kata, dan bahasa
merupakan satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan. Seperti pernyataan pada
elegi di atas:
“Itulah sebenar-benar mendidik,
yaitu seberapa jauh engkau memberi kesempatan dan kemampuan kepada
siswa-siswamu untuk memperkatakan, memperbicarakan, mempertuliskan, dan
memperbahasakan semua yang ada dan yang mungkin ada.”
“Itulah
sebenar-benar pembelajaran matematika, yaitu seberapa jauh engkau memberi
kesempatan dan kemampuan kepada siswa-siswamu untuk memperkatakan,
memperbicarakan, mempertuliskan, dan memperbahasakan semua matematika yang ada
dan yang mungkin ada.”
“Itulah
mengapa elegi-elegi ini aku persembahkan untuk kamu semua wahai mahasiswaku,
yaitu seberapa jauh aku memberi kesempatan dan kemampuan kepada engkau semua
untuk memperkatakan, memperbicarakan, mempertuliskan, dan memperbahasakan semua
yang ada dan yang mungkin ada.”
Dari
ketiga pernyataan tersebut bahwa dalam mendidik dan proses pembelajaran harus
saling berkomunikasi. Dan sebagai seorang pendidik (guru) hendaknya memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk bereksplorasi mengungkapkan segala
pengetahuan yang ia miliki, yaitu melalui perkataan, bicara, tulisan, maupun
bahasa. Begitu juga dengan elegi-elegi yang telah bapak fasilitasi kepada kami
dapat menjadi wahana pemberian kesempatan kepada mahasiswa untuk mandiri dan
mengeksplor segala pengetahuan yaitu dengan cara refleksi. Semoga dari
elegi-elegi yang telah ditampilkan mampu menjadi referensi teladan yang pada
akhirnya berguna sebagai bekal kita khususnya menjadi seorang guru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar