• (Refleksi) Elegi Ritual Ikhlas 22: Perkelahian Keburukan dan Kebaikan

    http://powermathematics.blogspot.com/2011/02/elegi-perkelahian-keburukan-dan-kebaikan.html



    Di dunia ini memiliki beberapa hal yang saling kontradiksi. Elegi di atas menceritakan tentang perdebatan antara kebaikan dengan keburukan. Keduanya bersikukuh dengan masing-masing keyakinannya. Sifat-sifat kebaikan: pertama, sifat malu pada laki-laki itu baik, tetapi sifat malu pada perempuan itu lebih baik; kedua, sifat adil pada setiap orang itu baik, tetapi sikap adil dari seorang pemimpin itu lebih baik; ketiga, orang tua bertaubat itu baik, tetapi orang muda bertaubat itu lebih baik; keempat, sifat pemurah orang kaya itu baik, tetapi sifat pemurah orang miskin itu lebih baik. Sedangkan sifat-sifat keburukan: pertama, dosa yang diperbuat oleh orang muda itu buruk, tetapi dosa yang diperbuat orang tua itu lebih buruk lagi; kedua, sibuk urusan dunia oleh orang bodoh itu buruk, tetapi lebih buruk lagi sibuk urusan dunia oleh orang pintar; ketiga, malas beribadah bagi orang bodoh itu buruk, tetapi lebih buruk lagi malas bagi orang pintar; keempat, sombongnya orang kaya itu buruk, tetapi lebih buruk lagi sombongnya orang miskin. Kebaikan dan keburukan berbeda jauh. Kembali lagi kepada pribadi kita untuk memilih diantara keduanya. Tak hanya memilih namun selalu mengimplementasikan dan membiasakannya.

    Di akhir cerita, akhirnya keburukan mengaku kalah dan bertaubat. Pernyataan yang paling menarik, yaitu “Membohongi masyarakat itu lebih berat dibanding langit. Kebenaran itu lebih luas dari langit. Hati seorang munafik itu lebih keras dibanding batu. Pemimpin yang zhalim itu lebih panas dibanding neraka. Dan adu domba itu lebih berbisa dibanding racun”(Ali Karramallahu wajhah). Pernyataan tersebut memiliki makna yang mendalam dan patut kita renungi bersama. Oleh karena itu, tanamkanlah dalam diri kita dengan bibit kebaikan.
  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar