Elegi di atas menceritakan pentingnya sosok pemimpin yang dianalogikan
menjadi seorang begawat. Pemimpin merupakan seorang individu yang memiliki
kelebihan, kecakapan, dan keterampilan untuk mengayomi anggotanya sehingga dia
mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan suatu aktivitas
tertentu dalam rangka mencapai suatu tujuan bersama. Pemimpin di sini tidaklah
hanya sebuah jabatan saja, namun merupakan peran yang memiliki tanggung jawab
yang tinggi. Dalam hal ini pemimpin ibarat induk bagi anggotanya.
Hadits
Abdullah bin Umar ra. Bahwasanya Rasulullah saw bersabda: “Setiap kamu adalah
pemimpin yang akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seorang
amir yang mengurus keadaan rakyat adalah pemimpin. Ia akan dimintai
pertanggungjawaban tentang rakyatnya. Seorang laki-laki adalah pemimpin
terhadap keluarganya di rumahnya. Seorang wanita adalah pemimpin atas rumah
suaminya. Ia akan diminta pertanggungjawaban tentang hal mereka itu. Seorang
hamba adalah pemimpin terhadap harta benda tuannya, ia kan diminta
pertanggungjawaban tentang harta tuannya. Ketahuilah, kamu semua adalah
pemimpin dan semua akan diminta pertanggung jawaban tentang kepemimpinannya.”
Oleh
karena itu, untuk membangun bangsa Indonesia ini diperlukan pemimpin yang
teladan, bijaksana, bertanggung jawab, dan mampu mengayomi semua rakyatnya. Hal
ini dapat kita latih dimulai dari diri kita sendiri. Sudahkah kita menjadi
pemimpin yang baik untuk diri kita sendiri?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar