• (Refleksi) Elegi Ritual Ikhlas 39: Menggapai Sepi

    http://powermathematics.blogspot.com/2010/09/elegi-menggapai-sepi.html



    Elegi di atas menceritakan tentang suasana ramai dan sepi. Keduanya merupakan hal yang saling berlawanan. Pada dasarnya, elegi tersebut menjelaskan mengenai keadaan sepi dan ramai yang sesungguhnya. Pernyataan yang menarik dari elegi di atas, yaitu “Maka ketika suara itu diucapkan dengan segenap daya, upaya, jiwa dan raga, terdengar suara yang ramai membahana luar biasa. Suara itu terdengar tidak hanya di seluruh sel-sel tubuh tetapi suara itu jugaterdengar di seluruh lingkungan sampai batas pikiran. Maka terasa ditemukan dunia dan di luar dunia penuh dengan suara itu. Di dalam kesepian telah ditemukan ramai luar biasa.” Pada intinya, kita hendaknya melakukan segala sesuatu dengan sungguh-sungguh, segenap jiwa, upaya, dan disertai doa yang khusuk. Dalam memanjatkan doa tersebut, hendaknya dengan sepenuh hati dan biasanya dilakukan pada saat sepi. Di saat sepi itulah, kita dapat mencurahkan isi hati kita dengan memohon ampunan, pertolongan, perlindungan dan lain sebagainya kepada Allah swt. Sebab, doa merupakan salah satu wahana berkomunikasi dengan Allah swt. Allah swt telah berfirman dalam QS. Al A’raf: 205 “Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut (pada siksaan-Nya), tidak mengeraskan suara, di pagi dan sore hari. Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.”
  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar