Di
dalam kehidupan kita mengenal adanya takdir, yaitu ketentuan Allah yang
dirahasiakan dan tidak dapat ditolak oleh manusia.
“Tidaklah
terjadi suatu peristiwa di muka bumi ini dan pada diri kamu sekalian, melainkan
sudah ada dalam catatan sebelum Kami membeberkannya. Sesungguhnya hal itu bagi
Tuhan perkara mudah.” (QS. Al-Hadid:22).
Semua
manusia dikuasai oleh takdirnya, maka tidak ada seorangpun yang dapat lari dari
takdir, untuk itu jalan terbaik dan paling selamat adalah menerima takdir tersebut
dengan lapang hati dan penuh keikhlasan. Akan tetapi, dalam menyikapi adanya
takdir, kita tidak diperbolehkan hanya pasrah dan berpangku tangan saja pada
keadaan tanpa ada usaha, atau dalam kata lain ‘kalah sebelum berperang’. Seperti
pada analogi di atas “Jika aku beserta anak turunku sampai tak berhingga
banyaknya selama bermilyar-milyar tahun membiasakan diri memakan daging saja,
maka suatu ketika anak turunku mungkin menjadi makhluk kanibal. Maka makhluk
kanibal mungkin bisa menjadi masa depanku.” Kita memang diwajibkan untuk
memepercayai adanya takdir, akan tetapi harus diiringi dengan usaha (ikhtiar)
yang sungguh-sungguh. Sebagaimana firman Allah swt dalam QS. Al-Ra’du: 11 “Sungguh
Tuhan tidak mengubah nasib suatu kaum sampai kaum itu sanggup mengubah apa yang
ada pada dirinya.” Jadi, dalam melakukan segala sesuatu jangan takut terlebih
dahulu, namun kita harus yakin akan usaha yang kita lakukan pasti akan diberi
kemudahan dalam mencapai suatu tujuan dan keputusan Allah swt merupakan
keputusan yang terbaik untuk kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar