Cerita
di atas mengingatkan kita untuk menanamkan rasa ikhlas. Cerita ini sungguh
menarik, di mana ada seseorang yang mengaku dirinya itu telah ikhlas, padahal
ia tidak menyadari bahwa dirinya itu masuk ke dalam ruang lingkup kesombongan. Secara
lisan Cantraka Sakti memang ‘iya’ dia ikhlas, tapi rasa ikhlasnya itu hanya
sebatas ucapan belaka. Cantra Sakti ini terlalu terlena dengan tingkat
pendidikan dan gelar yang ia peroleh. Ia tenggelam dalam kesombongannya, hingga
pada akhirnya ia bertemu dengan seseorang bernama Cantraka Awam. Pada percakapan
keduanya, Cantraka Sakti terus mengaku bahwa dirinya telah ikhlas dan akan
mengikuti ritual ikhlas tersebut. Ia telah yakin bahwa dirinya yang bergelar Master
lulusan Cambridge University ini pasti diterima untuk mengikuti ritual
tersebut. Tetapi sungguh malang, keyakinannya tidak membuahkan hasil. Karena kesombongannya
tersebut, ia tidak dapat melakukan atau melanjutkan ritual ikhlas selanjutnya. Dalam
surah Al-Mulk ayat 2 Allah berfirman,”.... agar Ia menguji siapakah di antara
kalian yang terbaik amalnya.” Allah menekankan pada pertanyaan ‘amal yang
terbaik’, bukan ‘amal yang terbanyak’. Jadi, dari cerita di atas kita dapat
mengambil hikmah bahwa jika setiap muslim mendasari segala perbuatan dengan
aspek keikhlasan, insya Allah bangsa ini akan maju. Nilai-nilai Islam mendasari
setiap gerak langkahnya.
-
Home / / (Refleksi) Elegi Ritual Ikhlas 4: Cantraka Sakti belum Ikhlas
(Refleksi) Elegi Ritual Ikhlas 4: Cantraka Sakti belum Ikhlas
April 17, 2013 0
http://powermathematics.blogspot.com/2011/02/elegi-ritual-ikhlas-i-cantraka-sakti.html
(Refleksi) Elegi Ritual Ikhlas 4: Cantraka Sakti belum IkhlasDini Annisa Nurbaety Elsola April 17, 2013
You might also like
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar