• Refleksi Konsep Pendidikan Menurut Ki Hajar Dewantara

     







            

      Konsep merdeka belajar sebenarnya sudah disampaikan Ki Hajar Dewantara. Pendidikan dan pengajaran menjadi satu kesatuan yang selaras, keduanya bagian dari proses memanusiakan manusia (merdeka) baik secara jasmani maupun rohani. Pendidikan bertujuan untuk menuntun segala kodrat yang ada pada diri peserta didik agar dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Adapun pengajaran merupakan bagian dari proses pendidikan dalam memberi ilmu yang bermanfaat untuk kecakapan hidup peserta didik secara lahir dan batin.

                Kali pertama yang terbesit tentang pemikiran Ki Hajar Dewantara adalah semboyan pendidikan yang sangat terkenal yaitu “Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, dan tut wuri handayani”. Semboyan yang menggunakan bahasa jawa ini memiliki makna yang mendalam dan memiliki filosofi tersendiri. Pertama ing ngarsa sung tuladha memiliki makna di depan memberi contoh. Artinya jika dikorelasikan dengan pendidikan, seorang pendidik (guru) harus mampu memberikan contoh/teladan yang baik untuk peserta didik (murid). Seorang guru tentu menjadi panutan, baik dalam perkataan, tingkah laku, maupun tindakan. Bahkan cerminan murid di sekolah tak luput dari peran seorang guru. Kedua ing madya mangun karsa memiliki makna di tengah membangun niat, kemauan, rasa semangat. Artinya seorang guru berperan membangun motivasi, minat, rasa nyaman, dan ekosistem kelas yang positif. Ketiga tut wuri handayani memiliki makna di belakang memberi dorongan atau arahan. Artinya seorang guru hendaknya sepenuh hati memberikan dukungan baik secara fisik maupun psikis. Seorang guru tidak sekadar menyelesaikan tanggung jawab mengajar di sekolah, namun juga mendidik peserta didik menjadi pribadi yang baik dan terus memantau perkembangannya di rumah. Guru harus peka dan senantiasa menganalisis kebutuhan peserta didik, mana yang harus didorong maupun dikuatkan. Semboyan tersebut secara keseluruhan menggambarkan peran seorang guru sangatlah penting. Guru menjadi kunci keberhasilan pendidikan. Sudah saatnya guru-guru di Indonesia bergerak dan memaknai sesungguhnya semboyan dari Bapak pendidikan yang di dalamnya memuat makna yang mendalam.

                Pemikiran Ki Hajar Dewantara sangat relevan dengan konteks pendidikan di Indonesia saat ini, terlebih pemerintah terus menggaungkan “merdeka” belajar maupun mengajar. Konsep merdeka menurut Ki Hajar Dewantara berarti merdeka atas diri sendiri. Artinya peseta didik diberikan kesempatan mengembangkan minat dan bakatnya. Peserta didik bukan “robot” yang harus memenuhi seluruh perintah dan apa yang guru kehendaki.  Sudah saatnya guru memfasilitasi kebutuhan peserta didik, bukan lagi menjejali materi. Sudah saatnya guru mengembangkan potensi, bukan lagi membangun ketakutan peserta didik. Sudah saatnya guru berpihak pada peserta didik, bukan lagi berpihak pada tuntasnya kurikulum.

                Di sekolah, saya terus berupaya untuk menerapkan merdeka belajar. Di awal tahun pelajaran, saya mengajak peserta didik untuk membangun kesepakatan kelas bersama. Adapun kesepakatan tersebut ditulis dan dicetuskan sendiri, kemudian ditempel di dinding. Peraturan tidak lagi mutlak berasal dari guru. Peserta didik diberi kesempatan untuk membangun komitmen bersama. Dari kegiatan tersebut, peserta didik memiliki rasa tanggung jawab dan saling mengingatkan antarteman. Selain itu, dalam proses pembelajaran saya menerapkan model pembelajaran sesuai dengan hasil analisis diagnostik. Pembelajaran saya sesuaikan dengan minat, tipe belajar, dan karakteristik peserta didik. Saya memberikan kesempatan kepada peserta didik dalam mengemas pembelajaran, misalnya dalam permainan, pembelajaran di luar kelas, praktik secara langsung, dan lain sebagainya sesuai dengan kesepakatan. Kegiatan tersebut mampu memberikan dampak pembelajaran yang kondusif, peserta didik merasa tidak terbebani, dan bahkan sering lupa waktu. 

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar