Gambar di atas mengilustrasikan dua metode yang sangat
berbeda, yaitu tradisional dan inovatif. Pada umumnya, saat ini masih
menggunkan metode pembelajaran tradisional. Pada pembelajaran tradisional ini
masih menggunakan transfer of knowledge dari guru kepada siswa. Dalam
kehidupan di sekolah, sering terjadi anak didik itu diperlakukan sebagai objek
didik, yang seolah-olah dapat dibentuk sekehendak pendidik (sombong) dan
dianggap mempunyai kemampuan yang sama. Pada umumnya, guru hanya menyuapi
sekian banyak siswa pada waktu yang sama, dengan makanan pengetahuan yang telah
diolah dan dimasak oleh guru itu sendiri. Dalam hal ini, kebanyakan anak
tinggal menelannya saja tanpa protes bahwa makanannya itu pahit, manis, atau
basi sekalipun. Hal inilah perlakuan guru yang salah yang masih bersifat
tradisional (tidak adil, tidak konsisten, arogan, dan sombong).
Sedangkan gambar di sebelah kanan mengilustrasikan
mengenai pembelajaran inovatif. Pada pembelajaran inovatif, siswa lebih
ditekankan untuk berkembang yang digambar seperti pohon yang terus tumbuh
tinggi hingga pada akhirnya berbuah. Hal tersebut maksudnya, guru jangan
mencekoki siswa, tetapi siswa diberi kesempatan untuk tumbuh dan berkembang. Semoga
metode yang masih tradisional dapat diubah menjadi pembelajaran inovatif. Akan
tetapi, perubahan tersebut tidaklah mudah, karena menyangkut kebiasaan atau
budaya yang telah lama digunakan. Untuk memperoleh pembelajaran inovatif, diperlukan
perubahan yang sangat mendasar baik berupa will,
attitude, knowledge, skill, dan experience.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar